A Letter




aku ingin mencintaimu dengan sederhana, laksana hujan dibalik kaca jendela; membesitkan uap yang terlahir dari setiap tetes air, dan ku tulis nama mu di kala sisa-sisa waktu yang bergulir.

di balik kertas lusuh berona sepia, ada kata yang melukiskan perkara bagaimana kita berjumpa; ada permukaan mata mu di seberang sana, menyelamatkan rasa yang hampir tenggelam, menyeka luka yang enggan padam walau penuh lebam. 

hujan yang bereinkarnasi dibalik jendela adalah cerita mu yang ku rangkum dari segenap inci momentum, sejak sendu tak lagi berkeyakinan dan gemuruh petir menelan hasrat yang lama tak bertuan.

sebab setiap rintik yang dengan sabar bertahan, menjelma menjadi rindu yang mengalir dengan perlahan. 

Comments

Popular Posts