Silence To Remember
-2016
pernahkah kau menyesal? semisal, mencintai orang yang salah.ada
denyut yang kau gunakan demi menelan sebuah pengkhianatan namun tak
kunjung menepi, sepasang alismu berkerut dan bibir merintih menahan
pedih dengan gigih, sepuluh jari tanganmu tak kuasa lagi menghitung
berapa kali kau menampik ia dan kepulangannya yang selalu terpantul
dalam mimpi, hingga akhirnya kau dihadapkan dengan telaga yang mengalir
di pipi.
sebab cintamu sudah mengakar, dibalik belukar ia mekar, setiap durinya menjadi sangkar, hingga bebas pun sukar.
dia adalah kenangan yang telah kau kemas dengan sempurna, bodohnya kau percaya takkan ada celah dibalik luka lama, takkan ada pilu yang bertamu atas nama derita, seperti sebatas logika yang tak menyanggupi segala keganjilan-Nya. padahal tidak.
kau menatap cangkir tua yang telah berusia, ada siklus ingatan yang mengajak bercengkrama dengan paksa, membuatmu bersepakat menggali emosi kalap yang telah terlelap, dan kemudian kau mengingatnya kembali secara rekap. dengan singkat, terjebak.
sebab cintamu sudah mengakar, dibalik belukar ia mekar, setiap durinya menjadi sangkar, hingga bebas pun sukar.
dia adalah kenangan yang telah kau kemas dengan sempurna, bodohnya kau percaya takkan ada celah dibalik luka lama, takkan ada pilu yang bertamu atas nama derita, seperti sebatas logika yang tak menyanggupi segala keganjilan-Nya. padahal tidak.
kau menatap cangkir tua yang telah berusia, ada siklus ingatan yang mengajak bercengkrama dengan paksa, membuatmu bersepakat menggali emosi kalap yang telah terlelap, dan kemudian kau mengingatnya kembali secara rekap. dengan singkat, terjebak.
**This piece of writing is a challenge from my brother who told me to try writing a draft with the sentence "kemudian aku mengingatnya kembali"'**
Comments
Post a Comment